Mengenai Saya

Foto saya
hanya seseorang yang berharap dapat membahagiakan orang yang disayanginya, hanya seseorang yang berharap hari esok akan lebih baik dari hari ini, hanya seseorang yang ingin berguna bagi orang lain. God, please help me...

Rabu, Agustus 11, 2010

PINDAHAN

Alhamdulillah, kelar juga proses pindahan ortu...
Semoga mereka betah tinggal di sini...
Semoga aku dapat membahagiakan mereka di hari tuanya...
Semoga aku dan suami dapat ikhlas menjalani semuanya...
Semoga aku punya cukup kekuatan untuk merawat mereka...
Semoga Allah selalu kasih aku yang terbaik...

Rabu, Mei 26, 2010

Tambah nduuuut...

Ada Mbah Apih di rumah,
Mas Rizky jadi tambah nduuuuuttt...
soale tiap hari Mbah Apih masak makanan yang enak-enak...


uhuhuhuhuuu....
gimana nggak tambah nduuuuut,
makannya banyak, olahraganya dikit...
pokoknya, saingan ama Mama deh...

Nilai Cinta

Di suatu pulau kecil, tinggallah para kurcaci yg mengemban tugas sesuai namanya masing-masing. Ada Kurcaci Cinta, Kurcaci Kesedihan, Kurcaci Kekayaan, Kurcaci Kegembiraan, dan Kurcaci Kecantikan.
Suatu ketika, datang badai yg menghempaskan pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau, sehingga semua penghuni pulau berusaha untuk cepat-cepat menyelamatkan diri.

Kurcaci Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak memiliki perahu.
Ia berdiri di atas batu karang di tepi pantai, mencoba mencari pertolongan.
Sementara itu, air makin naik dan membasahi kaki Cinta.

Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,teriak Cinta.
Aduh maaf, Cinta!, kata Kekayaan. Perahuku terlalu penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula, tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.
Kekayaan lalu cepat-cepat mengayuh perahunya.

Cinta sedih sekali. Kemudian, dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
Kegembiraan! Tolong aku!, teriak Cinta.
Namun, Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tidak mendengarkan teriakan Cinta.

Air semakin tinggi, membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan.
Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!, teriak Cinta
Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini, sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu, lewatlah Kesedihan.
Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu, pinta Cinta.
Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja... jawab Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara.
Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

Oh, orang tua tadi…? Dia adalah Waktu, jawab orang itu.
Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku…???, tanya Cinta keheranan.
Sebab, kata orang itu, Hanya waktulah yang tahu berapa nilai Cinta sesungguhnya...

(just forward...)