Tugas yang baru kujalani beberapa bulan di kota yang baru,
ternyata tak mampu menghalau luka batinku.
Dalam keramaian yang sengaja kuciptakan sendiri, jiwaku terbelenggu sepi.
Tak kubiarkan siapapun memasuki relung terdalamku.
Tak kuijinkan satu orang pun melihat wajah jiwaku.
Ku ingin sendiri, menyepi...
Hanya dalam kesendirian, ku mampu tampilkan wajahku yang sejati.
Wajah yang penuh duka.
Hati yang sarat onak duri
Jiwa yang tercabik-cabik.
Tuhan, aku lelah...
Jemput aku...
ayo tulis lagi pok,
BalasHapus